About

If I wind....I can bring every single laugh and tears in the same way
Should I tell you like the same way when I was crying or laughing at that time?

Let's be a friend!!!

Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Poem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Poem. Tampilkan semua postingan

Melengkung Asa



Di sini, tanah nun jauh dari kerlip kota
Membingkai ufuk dan rimbun hutan belantara
Tapi ini juga tanah Tuan, tempat Tuan melebarkan sayap-sayap kekuasaan

Tuan, tahukan anda?
Tanah disini digorongi tikus hutan
Melenyapkan gabah dan jagung kami tanpa sisa
Membuat kami yang sudah miskin makin merana
Tertatih dalam pekat kehidupan

Tuan....entah apa lagi yang mau di kata
Tanah ini dipenuhi kilau emas
Tapi kami memuaskan diri dengan hampa arang
Berharap ia akan berubah jadi intan

Tuan, kami tidak akan tahu rasanya duduk di singgasana
Kami  pun tidak mau tahu bagaimana rasanya
Itu urusan Tuan...
Tapi Tuan...sudikah kiranya Tuan turun sejenak
Menyapa kami yang duduk menghamba demi tanah ini
Demi tanah yag mulai kerontang akan asa
Tanah yang mulai kering dari sumber-sumber keadilan

Tuan...apa singgasana itu terlalu nyaman
Sampai lupa kalau singgasana itu yang akan menuntutmu kelak di akhirat
Apa singgasana itu membuatmu lupa ...
Lupa bahwa  kami juga pernah menggiringmu  sampai disana

Tuan, pinta kami sederhana...
Tengoklah kami yang nun jauh di ujung tanah  ini
Yang menulis setiap detk kehidupan dengan kelam arang
Yang berebut pangan dengan tikus hutan

Tuan, asa ini kami titipkan
Untukmu yang duduk di singgasana...
Tidak muluk, hanya sebuah tatapan kebijakan pada kami
Bukan perlakuan tiran dan diktator...
Tanah ini biarlah mengering seperti ini...
Asal kau tidak memutus sumbernya, kami akan mencoba bertahan..
Dalam detak-detak asa yang entah pada siapa dan sampai kapan kami gantungkan...


As if You

Kerjaan ketika stuck di tulisan dan sekarat diksi…
Mulai dah, grepe-grepe di kertas gambar      (-_-)” trus nulis hal-hal aneh gini

Ya Allah, entah kapan dan dengan siapa….
Ketika jantung ini mulai berdentum aneh saat bertemu dengannya,
Tolong Ya Allah sembunyikan debaran ini agar dia tidak mendengarnya.
Sampai kelak Kau pastikan aku dengannya atau tidak
Ya Allah, ketika hati ini mulai rindu bertemu dengannya,
Tolong jauhkan dia sejauh-jauhnya,
Karena aku tidak tahu apa ini fitrah atau sudah jatuh ke zina
Ya Allah, ketika aku mulai tidak sanggup menata kepingan cemburu
Tolong butakan dan tulikan aku tentangnya
Agar aku tidak melihat dan mendengar apapun tentang dia
Ya Allah, ketika aku tidak bisa berpikir jernih hanya karena mengingatnya,
Tolong sibukkan aku di jalan-Mu  agar dia tetap jadi prioritas terkakhir
Karena aku tahu ini belum saatnya.

Tapi Ya Allah…bolehkah aku meminta…
Ketika perasaan itu  bukan lagi debaran tanpa makna
Bolehkah aku menemuinya?
Memasukkannya dalam baris-baris doa?
Dan mendoakan kebaikan untuknya?

Ya Allah, entah kapan dan dengan siapa…
Perasaan itu akan tersampaikan.

Ketika semua kembali pada tempatnya......

I wrote this letter when I got tons of misunderstanding and I could reveal them by myself.

Ketika semua sudah kembali ke tempatnya
Paku-paku yang terlanjur terpalu meninggalkan bekasnya….
Tak mungkin memolesnya dengan kuas cat
Karena lubang itu terlalu dalam adanya…..

Ketika semua sudah kembali ke tempatnya
Ada sis hati ini yang bertanya ….kenapa…..
Mempertanyaka sejuta kidung yang pernah terurai lewat kata

Aku mulai termangu dalam eligi tanpa batas
Mempertanyakan pada diriku…apa arti semua ini…
Aku telah bersembunyi dalam karang …
Menyembunyikan bentukan endapan-endapan yang pernah tercipta…
Agar tak seorang pun tahu dan menemukannya
Tapi nyatanya kamu tahu itu….

Aku menangis tentang harapan kosong yang pernah kugenggam
Dalam diam dan tawa tanpa seorang pun tahu
Tapi nyatanya kamu tahu…
Seperti larut dalam homogenitas…aku mulai menghapus kekosongan dan menikmati pendar kunang.

Aku tak bermaksud menciptakan sebuah pemikiran…
Aku piker aku tenang dalam diam…
Tap kamu yang telah berhasil membangunnya…
Hingga aku terpekur dan kembali bertanya…
Kenapa…?

Tanpa permisi kamu datang…dan tapa pamit kamu pergi…
Pernahkah kamu berpikir kalau itu sakit…
Pernahkah kamu merasa kalau ini bukan game lucu yang bisa dijadikan hiburan
Dan semua kesalahpahaman yang kau tinggalkan…
Harus aku apakan?
Karena aku pun butuh penjelasan

Ketika kamu bilang akan menghentikan semuanya dan menyuruh membencimu
Kujawab dengan jujur bahwa aku tak akan bisa
Sedalam apapun luka itu, biar aku saja yag tau
Biar itu sembuh dengan caraku

Tapi andaikan kamu tahu…
Caramu itu sungguh membuat ornag lain terluka…
Selembut apapun kamu datang dan pergi
Hati perempuan itu tak akanteruku kelembutannya…

Dan aku ingin mengirim sebuah pertanyaan
Jika kamu tahu, jika kamu mengerti sejak awal…
Kenapa tidak dari awal kamu melakukannya?
Sebelum ada banyak tanda Tanya, dan sebelum ada tempat yang bergeser dari mulanya
Dan kenapa pergi tanpa penjelasan tanpa tanda maaf ketika semua sudah terjadi dan meninggalkan luka ……
Dan kini biarkan semuanya kembali ke tempatnya semula….


Actually, I should send this letter for someone….but when I thought twice…there’s something not necessary. I’ll send this letter to the God, and beg Him to tell the person that I meant with His way….
Tell him, God….that I really appreciate every single word that he send.....

Powered By Blogger
 
Little Queen Wind Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger