About

If I wind....I can bring every single laugh and tears in the same way
Should I tell you like the same way when I was crying or laughing at that time?

Let's be a friend!!!

Cari Blog Ini

Tentang Sebuah Short Messege

Tentang Sebuah Short Masseg


“Mb, ini…… aku mau tny. Klo mask frms itu gmn ya?”
“Wah, brrt mb sk bnget sm kimia ya?”

                Aku tercenung kembali mengingat percakapan singkatku dengan adik kelasku beberapa waktu lalu lewat SMS. Rasanya nyesek banget. Ada sesuatu yang ganggu banget saat dia menyampaikan dengan wow nya betapa hebatnya ketika aku bisa masuk farmasi. Hegh! Rasanya kayak sejuta satu paku nancep nih di kepalaku.
                Aku mengingat kembali masa-masa perjuanganku saat galau-galaunya milih universitas. Aku masih ingat semboyanku waktu SMP untuk memilih SMA 1 Karanganyar sebagai pilihan pertama dan satu-satunya buatku. Dan UNS sebagai universitas yang aku impikan. Yah, meskipun aku harus menanggung sindiran temen-temenku waktu itu. Mereka  bilang: “Halah, sekolah masa cuma disitu doang sih?” So what?! That’s just a choice. My choice.
                Aku masih terus memikirkan UNS sebagai tempat mengail ilmu selanjutnya sampai akhir kelas XI. Ketika temen-temenku mulai memimpikan ITB, UI atau minimal UGM. Tiga universitas yang menjadi top threenya Indonesia. Aku cuma tersenyum tipis lalu menimpali mereka, “Ah, aku yang deket-deket situ aja. Paling juga UNS.”
                “KU ya, Mi?”
                “Nggak ah, aku udah kehilangan sense ke KU.”
              Aku sering menertawakan impian kecilku itu. Entah kenapa waktu SD samapi SMP aku masih ngebet banget masuk KU. Kayaknya wow aja bisa masuk ke kedokteran. Hahaha… Tapi begitu aku tahu betapa nyebahinya yang namanya subota dan kitab-kitabnya aku mundur teratur. Dan aku sudah  kehilangan sense ke kedokteran begitu aku mulai benar-benar jatuh hati dengan  fisika. Tau nggak…bahkan selama SMA pelajaran yang paling momok bagiku adalah kimia. Aku bisa gila kalau berhadapan dengan  yang namanya kimia. Bahkan tawaran dari guruku untuk mendalami kimia (gara-gara tingginya nilai kimiaku) aku tolak dengan halus.
              “Ah, maaf Bu, udah ada fisika di hati.”
              So…ketika adik kelasku itu tanya dengan nada tak berdosa, aku akan menjawabnya dengan jelas  bahwa dari jaman aku kenal yang namanya kimia, aku udah ilfil sama pelajaran satu itu. Entahlah…aku juga nggak tau kenapa. Tapi sekalipun sesebelnya aku sama kimia, nilai kimiaku merangkak naik terus tiap akhir semester. Meninggalkan nilai fisikaku jauh dibelakang (ah….bete deh).
              Aku sering berdoa dalam hati kecilku: Ya Allah…semoga kalau aku kuliah aku nggak akan lagi ketemu lagi yang namanya kimia. Amiiiiiin. Dan waktu kelas XII aku diam-diam memupuk keinginanku untuk masuk sastra. Meskipun aku suka sastra dari dulu, aku nggak punya planning untu mengambil fakultas sastra ketika duduk di bangku kuliah. Kontan aja ortuku kaget waktu aku bilang kalau aku pingin masuk sastra. Dimarahilah aku habis-habisa. Sedih? Jelaslah. Tapi yam au gimana lagi, kan mereka yang nyekolahin aku. Mereka juga udah luluh waktu aku ngotot nggak mau masuk kedokteran.
              Mulai galau lagi deh. Antara fisika, sastra dan pendidikan. Nah, aku mulai mengerucutkan jalur pikiranku. Gimana kalau pendidikan fisika UNS. Tapi….hiks…hiks….entah kenapa nilai fisika makin anjlok saat aku naik kelas XII. Yah, nggak anjlok juga sih, menurun maksudnya. Bahkan niali seniku pun behasil dengan gemilang merebut posisi fisika di 3 nilai terbaik rapotku. Bhahaha….Sedih juga sih.  Aku juga mulai curiga kalau aku tuh cuma suka tanpa dasar sama fisika. Suka sih suka…tapi bakat sih kagak. Hiks.
              Hohoho….aku tidak akan menyinggung soal kimia, Karena mapel satu itu udah aku singkirin jauh-jauh dari lubuk hatiku. Pokoknya, jangan sampai deh kuliah entah ngublek-ngublek lag yang namanya stekiometri, molal, molar, reaksi kimia dan sederet kawannya  itu. So…aku jelas menghidari jurusan-jurusan yang mengarah ke maple  satu itu. Kayak ya MIPA kimia, pendidikan kimia, teknik kimia, farmasi, dll, dkk.
              “Ayolah mil, kamu jadinya milih apa?”
              Itu pertanyaan kawan deketku, Pipit,  saat pendaftaran jalur SNMPTN Undangan resmi dibuka. Galau deh…hadeh. Aku cuma menggeleng. “Nggak tau lah. Bigung aku.” Mungkin anak-anak yang dapet  jalur undangan ketika di tanya kayak gitu pasti jawabannya sama. Tapi dibelakangnya masih ada embel-embelnya lagi. Misalnya nih….
              “Git, kamu jadinya milih apa?”
              “Nggak tau, Mil. Tapi pengennya sih di Kesmas.”
              “Lha kamu, Rul?”
              “Bingung juga sih. Tapi rada codong ke PWK gitu sih.”
              Kalang kabut juga sih waktu temen-temen udah pada netepin pilihan. Walaupun bingung tapi mereka seenggaknya udah mulai  nentuin pilihannya. Pilihan pertama ini, pilihan kedua itu. Dan aku? Masih terkatung-katung dengan pertanyaan pada diriku sendiri, aku tuh sebaiknya milih apa???? Sastra?  Aku bakalan dibantai ortu habis-habisan. Apalagi sudah ada warning dari pihak sekolah bahwa anak-anak IPA kalau bisa jangan mengambil kursinya anak IPS. Aghhhh…tambah sempitlah jalanku ke sastra.
              “Lha kamu sendiri milih apa, Pit?”
              “Aku mantep di farmasi mil. Farmasi itu….lalalalaala…”
              Aku sampai bengong sendiri mendengar penjelasannya yang plek-plek-plek. Beneran niat banget tuh anak. Tap yah…bagus lah. Ketimbang aku coba. Sampai H- sekian sebelum penutupan pendaftaran pun aku masih galau. Bahkan kayaknya aku udah pasrah, Ya Allah apapun deh, yang penting kuliah. Desparate banget kan…kakaka.
              “Lha kamu apa, Mil? Ayolah Mil, biar kita-kita tahu siapa yang bakalan jadi saingan ita di SNMPTN Undangan ini?” bujuk si Pipit lagi.
              “Farmasi mungkin,” godaku sumringah.
                “Lho, kamu itu kayak gitu kok. Masa aku milih farmasi kamu juga milih itu.”
              “Lhoh, kan kita bisa saingan terus kalau kuliah bareng.”
              Jujur ya…waktu itu aku cuma bercanda waktu aku bilang kayak gitu. Maksudku kan ngegodain dia gitu.
              “Gimana kalau gini aja, Mil. Kamu kedokteran UGM  aku yang Farmasi UGM. Gimana?” aku kayaknya nggak bisa lupa deh ekspresinya waktu itu.
              “Nggak ah, aku di farmasi aja. Sama kayak kamu.” Aku beneran ngakak kalau inget cemberutnya waktu itu.
              Ah, karena si Pipit ini ikut BM, jadi pendaftaran SNMPTNnya didahulukan ketimabang yang jalur regular. Aku langsung shock berat waktu dia keluar dari ruang BK buat ngisi blangko pendaftaran dengan senyum garing.
              “Cie…cie…anak UGM, farmasi nih…”
              “Nggak e mil, aku ganti. Aku milih Agronomi UGM tuh.”
              :O…ya…what the hell is going on?  “Lha kenapa”
              “Lha kamu milih farmasi kok. Aku kan…”
              ASTAGHFIRULLAH….aku tuh nggak serius woy!!
              At least…aku mulai mikir buat masu KU lagi. Hadeh…kayaknya saking stressnya kali ya. Tapi probabilitasku masuk KU UNS lewat undangan tuh kayak nggak ada deh. Aku musti berjuang lewat jalur tulis. Apalagi bapak masih ngarepin banget aku masuk KU. Dibela-belain juga jelasin ke aku kalau aku masuk KU kesempatanku untuk sosial masyarakat lalalalal, dapet pahala lalalala, dan apalah itu aku lupa  tuh lebih besar. Aku manggut. Temen-temen pun kayaknya dukung juga kalau aku masuk KU (halah padahal aku kan nambahin saingan yang juag memperebutkan kursi di KU. Hahahah).  H-3 aku putusin…ya udah deh KU aja. :D. Bhahahaha…Plin-plan banget ya.
              “KU UGM sama KU UNS ya?” tawar bapak.
              Gubrak! Astaga!!!!!! Ya Rabb…bunuh diri itu. “Nggak mau. Sastra UGM sama KU UNS?” negoku ulang.
              Dan setelah dibicarakn berjam-jam sampai panuan pantatku, akhirnya dipilihlah pendidikan bio UNS (aku juga nggak tau kenapa aku milih ini, mungkin mengingat kalau biologi nggak jelek-jelek amat dan aku masih semangat ketemuan sama pelajaran satu itu), KU UNS, Sastra UGM (terserah kamu mau masuk apa. Yes. Oke! Besok jadwal pendaftran buat kelasku dan aku siap.
              Aku nggak tau rencana apa yang Allah persiapkan untukku. Aku sakit. Panas tinggi di hari pengisian data buat anak-anak kelasku. Pingin nangis rasanya. Ya Allah….tapi ya badan aja kayak nggak bisa gerak  di tempat tidur. Esoknya walaupun belum sembuh, aku bela-belain ke sekolah. Yah berjuang ngisi pilihan di ruang BK. Jalan aja mau pingsan rasanya. Pipit yang nemenin.
              “Ehm…Pak,boleh lihat temen-temen pada pilih apa gitu nggak, Pak?” cengirku saat aku mau mengisi blangko Undangan.
              Bukan jawaban yang aku dapet tapi malah serentetan nasihat yang intinya aku tuh milih nggak boleh terengaruh sama temen-temen. Ah…please deh. Aku tuh cuma mau ngulur waktu sambil memantapkan hatiku buat pilihanku. Nah, sensasi waktu ngisi universitas pilihan aku ngerasa kalau aku benra blangk. Rencana yang aku susun matang-matang hilang semuanya. UNS pilihan pertama dan UGM pilihan kedua.
              Dan aku nggak tau kenapa waktu itu aku nulisnya kebalik. UGM pilihan pertama, UNS pilihan kedua. Dan aku nggak merasa kalau itu aneh. Trus ngisi prodi. Tiba-tiba au langsung ngisi farmasi dan TPHP (coba aku kepikiran apa ini) dan KU di UNS. Aku masih inget waktu aku tanya sama Partini, kawanku beda kelas....
              “Eh, Tin…pilihamu yang TP…TP tuh apa?”
              “Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian maksudmu. TPHP?”
              Aku langsung mengangguk dan menuliskan pilihan TPHP di blangko pengisian undangan. Aku yakin kalau waktu itu aku beneran blank. Atau jangan-jangan saking depresinya ikutan jam ke-nol, pemadatan, ngerjain tugas, dan lain-lain, otakku mulai hang ya. Entahlah. Dan begitu keluar dari ruang BK, dengan  tampang polos aku tanya Partini lagi. “Tin, kalau TPHP tuh melajarin apa sih?” Bhahaha…
              Aku masih mikir kalau TPHP tuh masuk pertanian. Jadi ya aku nggak perlu terlalu khawatir kalau pilihan pertamaku di UGM tinggi banget. Tapi waktu Mas Joko, kakak iparku yang dosen di UGM telfon, dia bilang kalau TPHP temaptnya mengajar tuh bukan fakultas pertanian. Tapi fakultas yang berdiri sendiri dan eksistensinya cukup tinggi di UGM. Intinya tuh fakultas favorit gitu lah. Pucatlah aku. Hahaha…ya udah deh. Belajar yang keras aja baut bisa masuk KU UNS. Kalau emang jalannya disana ya mau gimana. :D
              

To be continued.......

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Little Queen Wind Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger