About

If I wind....I can bring every single laugh and tears in the same way
Should I tell you like the same way when I was crying or laughing at that time?

Let's be a friend!!!

Cari Blog Ini

Antara Sebuah Pendidikan dan Korupsi

   Antara Sebuah Pendidikan dan Korupsi

Tidak ada yang salah dengan system pendidikan. Sistem pendidikan adalah subuah system yang berfokus pada pengajara moral dan etika suatu bangsa.  Berperan secara nyata dalam mencetak generasi-generasi penerus bangsa, agen of change masyarakat. Namun kadang secara tidak disadari pendidikan sendirilah yang meneikung semua aspek moral dan etika bangsa itu sendiri.
Sistem pendidikandi Indonesia sendiri bisa dibilang cukup bagus. Dengan mulai menjamurnya sekolah anak usia dini, Sekolah dengan standar Internasional, banyaknya biasiswa pendidikan dan lain-lain. Namun yang menjadi garis bawah adalah apa kah system tersebut dijalankan secara benar. Jawabannya adalah tidak.
Sadar atau tidak sadar system pendidikan di Inodnesia terlalu menghamba pada sebuah tigkatan nilai angka, peringkat dan semacamnya. Anak-anak dididik untuk bersaing menjadi yang terbaik dengan berbagai cara. Tidak peduli cara seperti apapun akan ditempuh untuk membuat seorang anak bisa menduduki peringkat unggul.
Anak-anak dituntut untuk mendapatkan nilai maksimaltanpa diimbangi dengan pengajaran moral yang maksimal. Mereka dikejar oleh system yang menelikung nilai-nilai moral dan sering kali membuat anak-anak mulai berpikir bahwa nilai adalah segala-galanya.
Contoh nyata adalah UN atau Ujian Nasional Banyak siswa SD hingga jenjang SMA tersita menghabiskan waktu luang di berbagai tempat bimbingan belajar. Kelulusan mutlak 100% menghinggapi teror psikis pada semua elemen pendidikan, terutama guru dan siswa. Siswa yang gagal dalam UN, merasa terancam tidak lulus sekolah. Otak siswa dipaksa hanya berfokus pada aspek kognitif dengan menghafalkan segala jenis soal UN yang sama dengan tahun sebelumnya. Ironisnya, otak siswa tidak lagi diberi ruang keleluasaan untuk menumbuhkan kecerdasan emosi di dalam memahami persoalan sosial di sekelilingnya. Sekolah telah berubah fungsi menjadi pabrik bimbingan belajar dibandingkan memberikan proses mengembangkan karakter positif pada kepribadian siswa.
Harga yang harus dibayar lebih mahal adalah proses perkembangan moral siswa menjadi tergadaikan karena menyaksikan sendiri banyak role model yang seyogyanya menjadi agen moral yakni guru, melakukan perilaku curang demi meluluskan siswanya. Posisi guru adalah korban yang rentan untuk ditimpakan kesalahan. Sebetulnya, masih banyak guru baik yang berpegang pada nurani untuk bertindak jujur namun tidak terdengar suaranya. Banyak guru mengungkapkan tekanan psikologis ketika menggadaikan nuraninya untuk melakukan manipulasi nilai, menyebarkan kunci jawaban, dan menyuruh mencontek pada siswa di kelas. Guru terpaksa berbuat demikian karena tak sanggup melepaskan diri dari tekanan kepala sekolah dan kepala diknas demi citra sekolah. Keberhasilan guru dalam melakukan pendidikan hanya diukur dari angka, lulus atau tidak lulus, sementara pendidikan karakter untuk menghasilkan siswa yang berbudi luhur telah diabaikan.
Kasus-kasus diatas merupakan salah satu kasus kecil yang dapat menyebabkan permasalahan selanjutnya ketika anak-anak yang dididik dengan system demikian menjadi dewasa. Tuntutan-tuntutan nilai yang makin membumbung tinggi  membuat siswa melakukan segala cara untuk mencapai target tersebut. Mengesampingkan nilai-nilai moral yang seharusnya ditumbuhkan melalui  pendidikan. Tapi pada kenyataannya system pendidikan tidak membuat anak-anak menjadi terdidik moralnya. Mereka rela menyontek, mencari kunci secara online atau tindakan tidak jujur lainnya hanya demi sebuah nilai.
Dari awal mungkin tidak terlihat unsur korupsi didalamnya. Namun  didikan un tuk menjadi seorang koruptor jelas ada. Ketidak jujuran merupakan salah satu indikasi dalam terbentuknya sifat-sifat seorang koruptor. Bahkan jika ditili lebih dalam lagi ternyata didikan ini semakin mengakar dengan system pendidikan masa kini.
Hal lain lagi adalah system pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini menjadikan anak-anak Indonesia tidak terlalu mementingkan nilai moral. Karena nilai moral tidak akan membawa mereka menuju ijazah kelulusan. Hal ini lah yang makin memudahkan terjadinya korupsi d kemudian harinya. Karena sejak awal tidak ada didikan moral dalam system pendidikan yang menjadi keseharian siswa-siswi Indonesia,
Hal yang harus disadari dan dilakukan sesegera mungkin adalah dengan merombak system pendidikan yang ada. Dimana membuat suatu system pendidikan yang  bukan hanya berorientasi pada besarnya nilai namun juga mengindahkan prinsip-prinsip moral yang ada.

¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Little Queen Wind Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger