Assalamu’alaikum Ukhti….gimana kabarnya?
Ehm, tak perlu dijawab pun aku tahu kalau kau pasti
baik-baik saja. Aku yakin Allah akan terus menjagamu. Iya kan…..
Ukhti, sebelumnya….aku minta maaf.
Tapi sepertinya kata maaf pun tidak akan cukup mewakili
kesalahanku padamu.
Maaf ya, Ukh….kalau selama ini aku terlalu bersikap dingin
padamu. Bersikap seolah kau ini makhluk kasat mata dengan hati baja. Aku tahu kok kalau kamu sering
menghela nafas menyadari tingkah childishku yang kadang memang
kebablasan. Atau bertingkah sok tega membiarkanmu meng-handle semua kecerobohanku. Padahal dalam hati aku ingin sekali
membantumu. Aku tahu kamu bukan orang yang rapuh, bukan orang yang gampang
menangis cuma karena hal sepele. Tapi mungkin juga….ada sebagian tingkahku yang
bisa membuatmu menangis diam-diam. Entah karena sikap dinginku, sok cuek,
tukang PHP, ah…banyaklah pokoknya.
Ukhti, aku membangun dinding diantara kita bukan karena
sengaja.
Sejujurnya, inilah cara terbaik yang bisa aku pikirkan untuk
melindungmu dari fitnah. Aku tidak mau hanya karena SMS penyemangat yang sering
aku kirim ke sesama ikhwan, kukirim padamu dan membuat imanmu goyah. Aku tidak
mau ada kecamuk PHP tiap kali menanyakan kabar atau sekedar membangunkan
qiyamul lail. Sungguh Ukhti, aku tidak
bermaksud menyakiti hatimu, membuatmu kesal atau membuatmu merutukiku
berkali-kali.
Ukhti, taukah kamu?
Hati ini lemah. Banyak sekali bisikan syaiton yang berhembus
di dalamnya. Mendengarmu bicara dengan tutur haluspun mampu membuat imanku
bergetar. Entahlah….karena itu Ukhti, bukankah lebih baik kalau aku menjauhimu.
Sebelum syaitan dan anak cucunya bertepuk tangan atas keberhasilan rencana
mereka.
Sungguh Ukhti, aku menjauhimu bukan karena aku membencimu.
Bukan karena aku menyukai orang lain juga.
Tapi karena menjaga hati ini. Dari zina dan turunannya. Dari
hati yang mulai berbisik kotor. Dari pikiran yag mulai berharap. Yah…seperti
itulah.
Jadi Ukhti, tolong dimaafkan sekali lagi.
Salam,
Ikhwan
0 komentar:
Posting Komentar