About

If I wind....I can bring every single laugh and tears in the same way
Should I tell you like the same way when I was crying or laughing at that time?

Let's be a friend!!!

Cari Blog Ini

Kenapa Menangis?

Malam sebelumnya, sebelum aku memposting tulisan ini maksudnya, aku menangis sendirian di kamar kosku yang full dengan barang-barang serba biru. Meski temen-temenku sudah menanyakan kenapa aku menangis pun sampai sekarang aku masih menjawabnya dengan gelengan. 

"Kamu homesick pa?"
Aku menggeleng. Lebih dari homesick sepertinya Entahlah...tapi aku hanya ingin menangis.

Entah kenapa malam itu aku merasa lelah sekali. Lelah dengan semua hal yang sudah aku jalani selama hampir delapan bulan ini aku lakoni sebagai seorang mahasiswa. Aku menatap setumpuk laporan yang menggunung dan belum aku rampungkan. Bahan presentasi yang belum aku sentuh dan callingan dari temen-temen SMA yang sedang berjuang bersama menyelamatkan temen kami di Bandung sana. Huf....

Jujur saja...bukan karena itu aku menangis. Bukan karena laporan praktikum yang makin membabi buta atau materi kuliah yang musti ditambal sana sini. Lebih dari itu. Aku sering kok dikejar-kejar deadline lebih dari itu. Aku sudah pernah ngrasain gimana depresi buat proposal hari Jum'at dan dikumpulkan ke ketua  di hari sabtu pada minggu yang sama. Atau buat skrips komik di hari yang sama dan dikumpulkan di hari yang sama pula. Tapi entahlah kenapa sekarang semanya jadi berbeda.

Malam itu semua keluh kesahku keluar. Cuma Allah yang tahu seperti apa rasanya hati ini. Cuma Dia yang mengerti. Malam itu semua sesak aku keluarkan. Entah mungkin saking capeknya nangis aku sampe jatuh terlelap. 

Malam itu aku kembali berkemelut dengan pikiranku sendiri. 2 tahun lalu, saat masih duduk di bangku SMA, aku jatuh koma, bisa dibilang gitu karena aku bahkan aku tak bisa ingat apa yang terjadi hari-hari itu.  Mengalami sedikit amnesia saat bangun dan kehilangan separuh saraf motorik hingga berbulan-bulan. Hal yang paling kutakutkan saat itu adalah....apakah aku akan mati? Malam itu entah kenapa terlintas bayangan yang sama. Bagaimana kalau tiba-tiba dipanggil Yang Maha Kuasa?

Aku melihat lagi buku impianku yang sudah tercoret kesana-kesini. Melihat lagi apa yang ada didalamnay membuatku benar-benar ingin menangis. Tahun ini sudah separuh lebih impianku yang tercapai. Seharusnya aku berjingkrak heboh kan? Tapi entah kenapa aku makin merasa sesak. 

Sobat, pernahkah kalian merasa bahwa impian-impian yang kita tuliskan itu adalah sebuah doa. Doa menghiba pada Allah agar Dia mengabulkannya. Dan ketika impian itu tercoret dari listnya bukankah itu artinya Dia mengabulkannya? 

Aku hanya merasa, Allah itu sungguh sangat baik, sangat rahiim bahkan saat manusia tidak meminta dia tetap memberi yang mereka butuhkan. Kalau menurutku...hanay menurutku. Dia begitu baik ketika sudah memberi kesempatan hidup padaku. Lahir dari orang tua beda rhesus mungkin hal yang lumrah bagi sebagian orang. Tapi buat orang yang mengerti dunia genetis hal itu bukan hal gampang. 

Diberi kehidupan sampai dititik ini, aku sungguh sangat mensyukurinya. Tapi ketika malam itu aku kembali mengingat apa yang sudah aku lakukan, itu membuatku kembai memnagis. 

Aku pernah membaca sebuah sinopsis buku "Ya Allah, kami sedang sibuk." Itu judulnya (kalau ngga salah inget sih). Malam itu ketika tulangku rasanya dilolos satu persatu aku mencoba mengingat lagi apa yang tertulis dibuku itu.

Well, berapa kali manusia meminta kortingan pada-Nya. Oke...aku bicara masalah mahasiswa di fakultasku (karena aku hidup di lingkungan itu). Tidak ada namanya malam tanpa laporan yang menggunung, tapi adakah satu malam saja untuk malam lembur dengan al-quran? Aku sungguh memnagis untuk itu. Aku selalu minta kortingan saat lelah ini menerpa. "Ya Allah, aku capek banget....murajaahnya besok aja ya..." 

Berapa menit yang dikerjakan untuk membaca al-quran dan berapa jam waktu yang digunakan untuk menulis laporan? Aku (atau mungkin ada yang lain yang setuju) selalu minta kortingan "Ya Allah....laporanku banyak banget, ngajinya 3 lembar aja ya....:-(. 

Atau ketika adzan isya bertalu-tau dari masjid sebelah. "Bentar Ya Allah...nanggung nih laporan."

Aku benar-benar menangis untuk itu. Ya Rabb, Kau bahkan tidak akan menanyakan kenapa kami begitu betah lembur tanpa tidur dengan laporan, tapi saat ada SMS buat mabit selalu ditolak hanya karena alasan yang sama. Laporan. 

Ada seseorang yang bilang padaku untuk selalu memperbaiki niat semuanya karena Allah. Tapi ya Allah, ketika semua laporan ini cuma  copas dari master-master sebelumnya...lantas niat itu apa Engkau meridhainya? Kalau tidak...lantas apa yang kami lakukan ini? Aku menangis untuk itu. Atau sekarang hatiku yang mulai membatu? :'(




¡Compártelo!

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
 
Little Queen Wind Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger